Tragedi Akbar (25), petani kelapa sawit di Desa Salubiro, Kecamatan Korossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, yang tewas diterkam ular piton atau sanca kembang atau sanca batik, mengebohkan dunia.
Sejumlah media internasional melansir beritanya dari berbagai sudut pandang (angle).
Berita setidaknya ini mengundang empati dari mayoritas kalangan pembaca mengingat korban sedang berjuang untuk keluarganya jelang tragedi tersebut.
Karmila Mila, karyawati pada Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Kota Tangerang, Provinsi Banten melalui akunnya pada Facebook menulis, "Ya allah ksian bget.. Smga kluarga'y dbrikn ktabhan n keikhlsan.. Ammien."
Ceritanya, dia ke kebun untuk memetik kelapa sawit, lalu dijual demi membiayai perjalanannya dari Mamuju Tengah ke Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Di Luwu, Akbar rencananya akan menjemput istrinya bernama Muna dan anaknya.
Sekretaris Desa Salubiro, Junaedi mengatakan, sekitar sebulan sebelum kejadian ini, Akbar mengantar Muna ke kampung halaman di Luwu untuk melahirkan anak kedua mereka.
"Saat (istri) selesai melahirkan, Akbar kembali ke sini. Jadi, rencananya ini, Akbar pergi panen sawitnya karena mau ke Palopo (Luwu) kembali jemput istrinya, kasihan," tutur Junaedi.
Ayah almarhum juga tidak berada di Mamuju Tengah saat kejadian maut itu menimpa.
"Orangtuanya juga baru sampai tadi pagi (Selasa kemarin), karena dia ada di Tinambung, Polewali Mandar," kata Junaedi.
Polewali Mandar merupakan kabupaten di Sulawesi Barat.
Akbar merupakan anak yatim.
Ibunya meninggal, sedangkan ayahnya masih hidup.
Kematian Akbar belum diketahui Muna.
"Tidak bisa dihubungi (telepon) karena susah jaringan (seluler) di tempatnya," kata Junaedi.
Tragedi tersebut bukanlah kali pertama terjadi dalam beberapa dekade terakhir di dunia.
Di Indonesia, tercatat telah dua kali terjadi.
Berikut daftarnya sebagaimana dikutip dari situs ensiklopedia Wikipedia.org.
1. Pertama disebutkan terjadi di pulau Salibabu, Sulawesi Utara, awal tahun 2000-an lalu.
Seorang anak 14 tahun tewas dan diduga dimakan oleh ular sepanjang 5,17 meter.
2. Franz Werner melaporkan kasus dari Burma terjadi baik di awal 1910-an atau pada tahun 1927.
Seorang bernama Maung Chit Chine, yang pergi berburu dengan teman-temannya, rupanya dimakan oleh ular sepanjang enam meter.
3. Pada tahun 1932, Frank Buck menulis tentang seorang anak remaja yang dimakan oleh ular sepanjang 7,6 meter peliharaannya sendiri di Filipina.
4. Pada tanggal 4 September 1995, Ee Heng Chuan, seorang penyadap karet 29 tahun dari negara bagianJohor, bagian selatan dilaporkan telah tewas dimangsa ular piton raksasa.
Ukuran ular tersebut diperkirakan sepanjang tujuh meter.
Ular itu mati usai diberondong tembakan.
5. Pada tanggal 23 Oktober 2008, seorang wanita 25 tahun di Virginia, AS tewas diserang piton peliharannya.
Ular sepanjang empat meter itu melilit tuannya sendiri hingga tewas.
6. Pada tanggal 21 Januari 2009, seorang anak usia tiga tahun di Las Vegas, Amerika Serikat dililit ular sepanjang 5,5 meter.
Namun nyawa anak itu berhasil ditolong.
7. Di Filipina, enam kematian karena ular dikatakan telah didokumentasikan dalam jangka waktu 40 tahun terakhir.
8. Akbar tewas dimangsa ular piton yang diperkirakan terjadi antara Minggu (27/3/2017) dan Senin (28/3/2017).
Semoga tragedi menimpa Akbar merupakan yang terakhir.
Ular adalah hewan yang sering ditemukan di belahan dunia mana pun.
Jika Anda memiliki halaman rumah luas dengan banyak jenis tanaman yang mengundang serangga, kemungkinan Anda akan sering menemukan ular di rumah Anda.
Sebetulnya, adanya ular justru menunjukkan sebuah ekosistem yang sehat.
Namun tetap saja, menemukan ular di halaman rumah itu menakutkan, dan bahkan berbahaya.
Pelajari bagaimana cara mengusir ular dari rumah atau halaman dan mecegahnya kembali.
Mengusir Ular di Dalam Ruangan
1. Panggil pengawas hewan liar atau petugas yang berwenang lainnya jika Anda takut ularnya beracun.
Ular yang memiliki gigitan beracun, bahkan jika cuma bayinya saja, harus ditangani oleh ahlinya.
Jika Anda tidak yakin jenis apa ularnya, jangan ambil risiko dan tetap panggil pengawas hewan liar.
- Coba untuk menjebak si ular di dalam satu ruangan tertutup.
Jika Anda melihatnya di ruang cuci contohnya, tutup pintunya dan ganjal celah di bawah pintu dengan handuk sehingga si ular tidak bisa lolos keluar.
- Jaga agar anak-anak dan hewan peliharaan Anda menjauh dari tempat si ular dikurung sampai petugas hewan liar datang dan menangkap ularnya.
- Jika Anda tidak ingin menangkap si ular, bahkan jika ular tersebut tidak berbahaya, tidak ada salahnya untuk tetap memanggil petugas yang berwenang untuk menangkapnya.
2. Anda juga bisa mengusir ular yang tidak berbisa sendirian.
Sebagian besar ular yang biasa ditemui di dalam rumah dan pekarangan biasanya tidak berbisa.
Mereka juga jarang menggigit. Jika menggigit, gigitannya pun tidak beracun.
Jika Anda lebih suka mengusir ular sendiri tanpa minta bantuan orang lain, cobalah metode berikut:
- Gunakan sapu untuk memancing ular melata ke permukaan datar seperti potongan kayu atau penutup plastik.
- Letakan tempat sampah atau benda tertutup apa pun ke atas ular tadi.
- Letakkan satu tangan Anda ke bawah tempat datar tempat si ular tadi berada, dan tangan satunya di atas tempat sampah.
- Balik tempat sampahnya sehingga si ular akan masuk ke dalam, kemudian tutup.
- Buang ularnya di hutan atau di tempat-tempat lainnya yang jauh dari rumah Anda.
3. Jika Anda menemukan ular di garasi, segera tutup pintu rapat-rapat.
Atau jika ularnya masih berada di ruangan yang mengarah keluar, buka pintunya sampai ia keluar, lalu tutup rapat-rapat.
Biarkan si ular di luar.
4. Tangkap ularnya dengan perangkap lem.
Jika Anda curiga ada ular di loteng, garasi, ruang bawah tanah, atau di mana pun dalam rumah, letakkan perangkap lem di sepanjang dinding ruangan di mana ular tadi dicurigai berada.
Ular biasanya akan melata ke perangkap dan terjebak di sana.
- Banyak orang yang menganggap perangkap lem ini tidak manusiawi, karena bisa menyiksa binatang dan membunuhnya perlahan-lahan.
- Cek jebakannya tiap malam, apakah sudah ada ular di sana.
Jika Anda membiarkannya terlalu lama, ular yang sudah tertangkap akan keburu mati dan mulai berbau.
- Ketika ularnya sudah berhasil tertangkap, letakkan perangkapnya di dalam ember, lalu bawa keluar atau ke tempat di mana Anda akan melepasnya. Siramkan minyak sayur ke atas si ular agar ia bisa membebaskan diri dari jeratan lem.
Mengusir Ular yang Berada di Luar Rumah
1. Gunakan metode nonpermanen untuk mengusir ular di luar rumah.
Jika Anda melihat ular yang tidak berbisa di sekitar rumah Anda, dan Anda ingin mengusirnya, terkadang yang harus Anda lakukan adalah mengarahkannya untuk pergi ke arah lain, menjauh dari rumah Anda.
Ular garter dan ular-ular lainnya yang Anda tahu tidak berbahaya bisa diusir dengan cara ini.
- Semprot dengan air.
Gunakan selang untuk menyemprot si ular sampai ia menjauh dari sekitar rumah Anda.
- Gunakan jaring kolam.
Ular kecil yang tidak berbisa bisa diusir dari pekarangan rumah dengan cara diangkat dengan jaring kolam.
Jangan menggenggam terlalu erat saat mengangkat jaringnya sehingga Anda tidak mematahkan tulang rusuk si ular.
Lepas ia ke hutan atau ke tempat yang jauh dari rumah Anda.
2. Buat perangkap ular.
Perangkap ular yang bisa ditaruh di luar umumnya berupa kotak plastik yang diberi umpan sehingga bisa memancing ular ke dalamnya.
Kotaknya dibentuk sedemikian rupa sehingga ular yang sudah terperangkap di dalam tidak akan bisa keluar.
Letakkan kotak perangkap ini di sekitar rumah Anda, di area tempat Anda pernah melihat ular di sana. Ketika ularnya sudah berhasil tertangkap, bawa ke hutan dan lepas.
Mencegah Ular Datang Kembali
1. Potong rumput dan semak rimbun di pekarangan rumah Anda.
Ular senang bersembunyi di sesemakan dan rerumputan tinggi. Jadi, memotong rumput dan memangkas semak akan membuat ular enggan mendekat:
- Rapikan pekarangan Anda dengan rutin.
Rumput dan gulma yang tinggi adalah tempat bersembunyi yang sempurna bagi ular sehingga dia bisa bergerak leluasa tanpa diincar oleh predator, speerti burung hantu dan burung elang.
- Taruh kayu atau papan di minimal 1/2 meter di atas tanah, dan jauhkan kompos dan pupuk sejauh mungkin dari rumah.
- Disarankan untuk memangkas sesemakan dan tanaman-tamanan rimbun lainnya yang biasanya menjadi habitat ular.
2. Jauhkan sumber makanan ular.
Ular biasanya makan tikur, jangkrik, dan serangga-serangga lain.
Jika Anda menjaga populasi tikus dan serangga di sekitar rumah Anda sesedikit mungkin, ular akan mencari daerah lain untuk mencari makan.
- Jaga agar pekarangan Anda bebas dari biji-bijian dan buah-buahan kecil yang jatuh dari pohon, atau gumpalan-gumpalan pupuk yang berjatuhan dari tumpukannya.
Semua itu adalah sumber makanan bagi tikus dan serangga.
- Disarankan untuk mengusir tikus dan serangga dari sekitar rumah dengan menggunakan perangkap, atau metode pengusiran lainnya.
Lihat cara mengusir tikus dan cara Mengusir Jangkrik untuk penjelasan lebih jauh.
3. Tutup rapat rumah Anda.
Periksa segala celah dan lubang dan tutup semua itu untuk mencegah ular masuk.
Pastikan pintu dan jendela pun tertutup rapat.
Pasang kaca pada cerobong asap, lubang angin, dan celah-celah lainnya di mana ular bisa masuk.
4. Coba pakai produk pengusir ular.
Ada banyak produk seperti ini yang dijual di pasar, sebagai tambahan dari bahan-bahan alami yang biasanya digunakan orang untuk mengusir ular.
Namun, petugas pengawas hewan liar sepakat bahwa produk-produk maupun bahan-bahan alami yang dipercaya mampu mengusir ular sesungguhnya tidak mempan.
Jika Anda ingin mencoba produk pengusir ular, disarankan untuk menggunakan hal-hal berikut:
- Cairan yang terbuat dari urine rubah.
Produk antiular yang terbuat dari urine rubah, yang adalah salah satu pemangsanya, bisa disemprotkan di sekeliling rumah untuk mencegah ular bersemayam di sana.
- Kain yang direndam amonia.
Metode ini ternyata bukan cuma bisa mengusir ular, tetapi juga banyak binatang lain.
Letakkan kain yang sudah direndam amonia ke tempat-tempat di mana Anda pernah lihat ular bergelung di sana.
- Rambut manusia.
Coba sebarkan rambut di sekitar pekarangan atau area lainnya yang Anda tidak ingin ada ular di sana.
Tips
Jika Anda menemukan ular tidak berbisa di perkarangan rumah, lebih baik biarkan saja.
Kebanyakan ular toh tidak berbahaya dan memberi kontrubusi pada lingkungan sekitar dengan mengontrol populasi hama, seperti jangkrik dan tikus.
Banyak tukang kebun yang justru senang jika melihat satu atau dua ular di taman mereka.
Ini karena ular tersebut secara tidak langsung sudah melindungi bunga-bunga dan tanaman lainnya dari hama.
Peringatan
- Jangan pernah coba-coba menangani ular sendirian jika Anda tidak yakin apakah ia berbisa atau tidak.
- Gigitan ular tidak berbisa justru akan berdarah lebih banyak ketimbang gigitan ular berbisa, karena ludah ular berbisa memiliki zat yang bisa menghentikan aliran darah, dan biasanya ular berbisa menggigit berkali-kali.
- Jika Anda digigit ular berbisa, pastikan seseorang tahu jenis ular apa itu.
Ini akan sangat membantu karena Anda akan diberikan obat antibisa yang sesuai.
Meskipun begitu, situasi ini berbeda-beda, tergantung tempat di mana Anda berada.
Jika Anda di Britania, tidak perlu mengidentifikasi ularnya, karena hanya satu ular paling berbisa di sana; ular beludak lintang utara.
- Hati-hati, di beberapa tempat, bagian pengendalian hewan hanya menangani hewan-hewan domestik, dan ular tidak termasuk di dalamnya.
Anda mungkin harus minta bantuan pengurus hewan liar atau pengontrol hama untuk mengatasi ular.
- Jangan tinggalkan hewan apa pun di perangkap lem agar dia tidak menderita.
Banyak negara yang sudah melarang penggunaan perangkap lem karena alasan itu.
Selalu gunakan minyak sayur untuk membebaskannya lagi setelah sudah dibawa jauh dari rumah, jika tidak, hewan malang tersebut akan tercekik sampai mati atau merobek kulitnya sendiri untuk melarikan diri.
sumber : tribunnews