Siapa yang tak tahu dengan yang namanya Sosis? Semua orang pasti tau dengan produk olahan daging yang berbentuk panjang ini. Sosis terbuat dari daging sapi atau daging lainnya seperti ayam atau ikan yang diolah dan dibentuk memanjang. Maka dari itu, sosis pasti mengandung protein hewani yang baik untuk kelengkapan gizi tubuh.
Tapi, hati-hati dengan 'sosis palsu' atau sosis yang terbuat bukan dari daging asli. Melainkan dari bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan, seperti boraks, formalin, pewarna tekstil,dll.
- Dikemas dengan mencantumkan merk, nama produsen, komposisi, tanggal kadaluarsa, info nutrisi dan nomor registrasi BPOM. Untuk sosis selain sosis babi, mancantumkan label HALAL dari MUI.
- Untuk sosis sapi, warnanya merah daging alami seperti warna merah pada daging sapi. Sosis ayam berwarna putih pucat. Sosis ikan berwarna putih. Warna pada sosis asli, sama dengan warna dari dagingnya.
- Tercium aroma alami daging sapi, ayam, ataupun ikan.
- Rasa dagingnya pun sangat terasa
- Jika dipotong, terlihat pori-pori kasar atau tekstur dagingnya.
- Jika ditekan, tidak terlalu keras dan agak kenyal
- Saat dimasak, warnanya tidak luntur
- Harganya berkisar Rp. 120.000/kg
- Terkadang dijual bebas tanpa kemasan
- Warnanya sangat mencolok
- Aroma daging tidak tercium, melainkan tercium seperti bau obat.
- Teksturnya licin halus tidak berpori dan jika ditekan kenyal
- Saat dimasak, warnanya luntur.
- Harganya berkisar Rp. 80.000/kg atau bahkan kurang
Sosis digemari banyak orang, karena selain rasanya lezat, makanan ini juga tergolong mudah disajikan. Bahkan, belakangan ada sosis yang bisa langsung disantap tanpa perlu dimasak lagi. Namun, siapa yang menyangka dibalik kelezatan sosis ternyata ada bahaya yang mengancam, yakni kanker usus. Peringatan ini tidak main-main, bahkan para peneliti Inggris berulangkali mengingatkan bahwa mengkonsumsi sosis satu batang per hari dapat meningkatkan resiko kanker usus.
Peneliti dari World Cancer Research Fund (WCRF) juga menegaskan bahwa 50 gram saja sosis yang dimakan setiap hari dapat meningkat penyakit kanker usus hingga 20 persen. Karena, meski terasa enak ternyata daging sosis mengandung kolesterol dan sodium yang tinggi. Selain itu, sosis juga mengandung bahan pengawet. Bahan pengawet inilah yang memungkinkan daging sosis dapat tahan berhari-hari. Bahan-bahan berbahaya lain yang terkandung dalam sosis adalah Mononatrium/Monosadium Glutamat (MSG).
Zat inilah yang membuat sosis terasa lezat meski tidak menggunakan bumbu tambahan apapun saat disajikan. Seperti diketahui MSG, sangat berbahaya jika dikonsumsi berlebih (lebih 6 mg gram per hari) karena dapat menyebabkan penyakit jantung, stroke, dan sebagainya. Sejak setahun lalu, WCRF telah memperingatkan bahaya mengkonsumsi daging olahan, seperti sosis, ham, hot dog dan pastrami. Daging ini berbahaya karena daging olahan adalah daging yang mengalami proses kimiawi lanjutan. Berbeda dengan daging mentah biasa yang diolah atau dimasak sendiri.
Bukti peningkatan resiko bagi pengkonsumsi daging olahan telah banyak ditemukan. Dan penderita penyakit kanker usus ternyata adalah penikmat setia daging olahan. Belakangan ini sosis dijadikan jajanan bagi anak-anak usia dini. Anak-anak gemar sekali makan sosis, mereka tidak menyadari akan bahaya apa yang mengancam kesehatan mereka.
Jajanan sosis yang ada di sekitar kita biasanya sosis goreng yang ditusuk pakai tusuk sate dengan penampilan yang menarik dan harga yang murah, hanya Rp. 500,- per tusuk. Anak-anak sangat suka sekali dengan sosis jalanan ini. Karena, menurut mereka rasanya sangat enak. Tetapi, ternyata di balik penampilan yang memikat, harga yang murah dan rasa yang enak itu tersimpan bahaya yang siap menjerat siapa aja.
Bahan daging yang dipakai itu menurut pengakuan pembuat sosis rumahan didapat dari para pedagang daging dengan harga murah. Karena itu adalah daging-daging sisa yang hampir busuk. Daging lalu dicincang dan digiling di tempat penggilingan daging rumahan yang tempatnya kalau dilihat jauh dari kebersihan. Setelah digiling, diberi pewarna tekstil lalu diberi tambahan bumbu-bumbu seperti garam, merica dan penyedap rasa dengan tidak memakai takaran.
Keluhan penderita yang biasa mengkonsumsi sosis jalanan ini berupa pusing, mual-mual dan muntah. Ada juga yang kulitnya kemerah-merahan dan gatal. Apabila anak-anak banyak mengkonsumsi jajanan sosis jalanan sejak dini maka akan mempengaruhi kesehatan mereka di masa mendatang.